Homili Tahun Baru disampaikan tahun 1913 oleh St. Barsanafius dari Optina,
St. Barsanafius dari Optina, sumber |
"Saya mengucapkan selamat tahun baru kepada umat sekalian yang berkumpul di sini. Selamat menerima sukacita yang akan dilimpahkan Tuhan pada tahun yang baru. Selamat menerima juga duka dan perjuangan yang tak terelakkan yang akan mengunjungi kita di tahun ini: mungkin hari ini, besok, atau dalam waktu dekat. Namun janganlah menjadi bimbang atau takut karena kedukaan atau sengsara itu.
Kesedihan dan sukacita terjalin ikat satu sama lain. Mungkin hal ini terlihat aneh bagimu, namun ingatlah akan kata-kata Penyelamat kita: Seorang perempuan berduka cita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia (Yohanes 16:21). Hari berganti menjadi malam, malam menjadi siang, cuaca buruk menjadi cerah; begitu juga duka cita diganti dengan suka cita, suka cita bertukar dengan duka cita.
Rasul Paulus mengatakan kata-kata yang keras kepada mereka yang tidak mau menanggung kesengsaraan apapun demi Allah: Sebab jika engkau dibiarkan tanpa penghukuman, engkau bukanlah anak yang sah. (Ibrani 12:6-8) Janganlah menjadi depresi; biarlah yang depresi adalah mereka yang tidak percaya kepada Allah. Bagi mereka, tentu saja duka cita dan sengsara adalah hal keliru, sebab mereka hanya mengenal kesenangan dunia. Namun orang-orang yang percaya kepada Allah janganlah hilang harapan, sebab melalui dukacita dan sengsara itu mereka menerima hak sebagai anak-anak yang sah, yang tanpanya seseorang tidak dapat masuk ke dalam kerajaan Sorga.
"Menginjak-injak perintah yang cemar, Tiga Pemuda Yahudi di Babilonia ditopang oleh kesalehan, tiada takut akan ancaman perapian, namun berdiri di tengah-tengah nyala api, mereka bernyanyi:' Terberkatilah Engkau ya Allah dari para bapa leluhur kami.'" (Irmos Kelahiran Kristus, Irama 1, sloka 7)
Bisa jadi dukacita adalah ancaman akan api, atau pencobaan macam-macam, namun kita tidak usah takut, justru kita sudah semestinya berdiri tegap seperti pemuda-pemuda yang saleh itu dan bernyanyi bagi Allah dalam sengsara kita, dengan iman bahwa semuanya dikirimkan oleh Allah untuk keselamatan kita.
Kiranya Allah menyelamatkan kita sekalian, dan membimbingmu ke dalam Kerajaan Terang yang Takteredupkan! Amin."
No comments:
Post a Comment