Thursday, November 24, 2016

Kidung Akhatist: Kemuliaan Bagi Allah atas Segala Sesuatu

Kidung Akhatist: Kemuliaan Bagi Allah atas Segala Sesuatu [Bagian I dari 2]

[Kidungan yang terbaik adalah yang dinyanyikan dengan kedalaman hati, di tengah badai hidup yang amat berat. Penerjemah dapat merasakan kedalaman dan kejernihan iman penyusun kidung ini, membuat saya beberapa kali berlinang air mata karena tersentuh] Naskah bahasa Inggris di lihat di sini


Kidung Akathist ini disebut juga Akhatist Rasa Syukur, ditemukan diantara relik dari Protopresbiter (Romo) Gregorius Petrov saat wafatnya di kamp konsentrasi tahun 1940. Judul kidung ini  disadur dari kata-kata St. Yohanes Krisostomos saat beliau meninggal di tanah pembuangan. Berisi puji-pujian di tengah keadaan yang teramat parah dalam penderitaan yang mendalam yang dikaitkan dengan Metropolitan Tryphon dari Turkestan.

Kontakion 1

Ya Baginda Raja abadi, Kehendak-Mu bagi keselamatan kami  amatlah kuat. Tangan kanan-Mu berdaulat atas segala hidup manusia. Kami bersyukur atas segenap belas kasihan-Mu, baik yang kelihatan maupun yang tak kasat mata. Bagi kehidupan kekal, bagi sukacita sorgawi dari Kerajaan yang akan datang. Berilah belas kasihan kepada kami yang menyanyikan pujian bagi-Mu. Kemuliaan bagi-Mu ya Tuhan, sekarang dan selamanya.


Ikos 1

Hamba terlahir lemah, s'bagai bayi tak berdaya, namun malaikat-Mu menaungiku demi menjagaku. Sejak lahir hingga sekarang cinta-Mu menerangi jalanku, dan telah menuntun  aku kepada terang yang kekal; dari lahir hingga kini, anugerah rahmat dari penyediaan-Mu telah engkau siramkan kepadaku. Daku bersyukur kepada-Mu, bersama mereka yang mengenal Engkau, yang memanggil nama-Mu.

Kemuliaan bagi-Mu yang telah menciptakanku
Kemuliaan bagi-Mu yang menunjukkan kepadaku keelokan semesta
Kemuliaan bagi-Mu yang membentangkan langit dan bumi laksana halaman buku kebijaksanaan kekal.
Kemuliaan bagi-Mu karena kekekalan-Mu di dunia fana ini.
Kemuliaan bagi-Mu atas belas kasihan-Mu, yang kelihatan maupun yang tak kami lihat
Kemuliaan bagi-Mu melalui setiap isakan tangisku
Kemuliaan bagi-Mu atas setiap langkah dalam kisah hidupku
Atas setiap masa kehormatan
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad


Kontakion 2

Ya Tuhan, betapa menyejukkannya 'tuk jadi tamu-Mu. Semilir harum-haruman; puncak gunung menyentuh awan; air laksana cermin yang amat besar menampilkan bayangan emas sang surya dan selimut awan. Segenap alam berbisik secara mengherankan, menghembuskan kegemilangan yang amat dalam. Burung-burung dan binatang padang menyandang tanda dari kasih-Mu. Sungguh diberkatinya engkau bumi, bahkan dalam keanggunanmu yang sementara, yang membimbingmu agar mencari keindahan kekal pada ranah keelokan yang tak terperi, nyaring berseru: Aleluia.

Ikos 2

Engkau telah menghidupkan hamba dan membawaku laksana ke dalam firdaus nan menawan. Kami telah lihat awan persada membiru, pada ketinggiaanya burung-burung bermadah. Kami telah dengar gumam merdu padang belantara dan irama gemercik aliran sungai. Kami telah rasa pelbagai buah-buah lezat dan madu murni yang manis. Kami dapat tinggal dengan baik di atas bumi-Mu. Sungguh sebuah kesenangan untuk menjadi tamu-Mu.

Kemuliaan bagi-Mu atas Perayaan mulainya hidupku
Kemuliaan bagi-Mu untuk wewangian mawar dan kembang bakung
Kemuliaan bagi-Mu untuk pelbagai rasa buah pohon dan buah petikan
Kemuliaan bagi-Mu atas kemilau embun pagi nan bening
Kemuliaan bagi-Mu atas singsing fajar nan hangat
Kemuliaan bagi-Mu atas kekuatan di setiap pagi yang baru
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad


Kontakion 3

Roh Kudus-Mu menyalakan sukacita kami atas keindahan bunga-bunga, atas harum-haruman yang tak terkata, ataswarna-warni beragam, atas keagungan Yang Maha Tinggi mewujud pada hal-hal kecil. Hormat dan Kemuliaan bagi Sang Roh, Sang Pemberi Hidup yang menjubahi ladang dengan bunga-bunga elok, memahkotai musim dengan tuaian keemasan, dan memberikan sukacita bagi kami yang memandangnya dengan mata kami. Bersuka gembiralah dan bernyanyilah: Aleluia

Ikos 3

Betapa megah-Nya Engkau pada musim semimu, saat segenap ciptaan-Mu terbangun dalam edaran yang baru dan menyanjung-Mu dengan ribuan lagu indah. Engkaulah Sumber Kehidupan, Sang Peremuk Kematian. Dengan cahaya bulan, kunang-kunang menari, lembah-lembah dan bukit tergerai ibarat pakaian pengantin, putih bak salju. Seluruh bumi ialah mempelaimu yang jelita yang menanti sang suami gagah perkasa. Jika rerumputan hijau di padang saja seindah ini, sungguh betapa mulianya saat kami dimuliakan saat kedatangan-Mu yang Kedua setelah kebangkitan itu! Betapa semaraknya tubuh kami kelak, betapa murninya jiwa kami!


Kemuliaan bagi-Mu, yang menumbuhkan dari perut bumi beragam warna-warni, cecap-rasa dan harum-haruman.
Kemuliaan bagi-Mu atas kehangatan dan kemilau alam raya
Kemuliaan bagi-Mu atas tak terhitungnya makhlukh ciptaan mengelilingi kami
Kemuliaan bagi-Mu atas kedalaman hikmat-Mu, dan seluruh jagad menyatakannya
Kemuliaan bagi-Mu; dalam sujud, kucium jejak-jejak tangan-Mu yang tak terlihat
Kemuliaan bagi-Mu yang menerangi kami dengan kejernihan hidup kekal
Kemuliaan bagi-Mu atas Keindahan kekekalanmu yang tak terkatakan, dan tak terbinasakan.
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad.

Kontakion 4

Betapa nikmat dan manisnya tiap-tiap pikiran yang melekat pada-MU, betapa mnghidupkannya Sabda suci-MU! Bercakap-cakap dengan-Mu sungguhlah lebih menyembuhkan daripada minyak urapan; terlebih manis dari madu cucukan. Berdoa kepada-Mu, membangkitkan rohku, menyegarkan jiwaku. Tanpa Engkau, hanya ada kehampaan; hati merana dengan kesedihan, alam dan hidup ini dilumuri dengan duka semata; namun bersama-MU, jiwa dilimpahi dengan kebaikan; dan kidungannya bergema sebagai tetes-tetes kehidupan: Aleluia!

Ikos 4

Saat matahari terbenam, saat keheningan manyapa seperti kedamaian membisikan tidur yang abadi, keteduhan dari hari yang lalu bertahta, lalu dengan kemegahanan dari pancaran sinarnya yang meredup menilik melalui awan. Aku memandang ke tempat kediaman-Mu: cemerlang dan ungu, keemasan dan biru, mereka dengan nyaring berseru laksana nabi tentang keindahan hadirat-Mu yang gemilang dan memanggil kami untuk berpaling kepada Sang Bapa:

Kemuliaan bagi-Mu atas masa kesenyapan malam hari
Kemuliaan bagi-Mu yang melingkupi bumi dengan kedamaian
Kemuliaan bagi-Mu atas pancaran cahaya mentari yang meredup saat terbenam
Kemuliaan bagi-Mu atas rehat malam yang menyegarkan kami
Kemuliaan bagi-Mu atas kebaikan-MU yang tetap nyata bahkan di masa yang gelap saat semuanya tersembunyi bagi mata kami
Kemuliaan bagi-Mu atas doa-doa yang terucap dari jiwaku yang gentar
Kemuliaan bagi-Mu atas kepastian kebangkitan kami
pada hari terakhir yang mulia, akan hari yang tanpa malam
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad.

Kontakion 5

Topan badai hidup takkan mampu menggelapkan hati yang berpijar terang dengan Api-Mu. Di luaran angin ribut berkecamuk, menghempas dan bergejolak, namun di dalam hati, di hadirat Kristus ada terang dan damai, keheningan: Aleluia!

Ikos 5

Hamba melihat langit-Mu yang bertaburan bintang. Betapa mulianya Engkau cemerlang dengan cahaya-Mu! Kekekalan memandangiku dengan bintang-bintang nun jauh. Sungguh amat kecil aku ini, tak berarti, namun Allah menyertaiku. Tangan kanan-Mu menuntunku kemanapun aku pergi.

Kemuliaan bagi-Mu yang tak pernah lelah menjagaiku
Kemuliaan bagi-Mu atas setiap perjumpaan yang Kau rancang bagiku
Kemuliaan bagi-Mu atas kasih orangtuaku, atas setianya teman-temanku
Kemuliaan bagi-Mu atas ketaatan binatang yang melayaniku
Kemuliaan bagi-Mu atas kenangan hidup tak terlupakan
Kemuliaan bagi-Mu atas sukacitaku yang tulus apa adanya
Kemuliaan bagi-Mu atas kegembiraan terus bisa hidup dan
bergerak dan boleh kembali kepada kasih-Mu.
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad.

Kontakion 6

Betapa agung dan dekat eratnya Engkau di saat badai besar! Betapa kuatnya tangan-Mu saat guntur dan guruh menggelegar! Betapa gemilangnya kilau-Mu! Betapa menakjubkan-Nya kirab-Mu! Suara Tuhan memenuhi padang, manyapa melewati pepohonan. Suara Tuhan mengggelegar dalam guntur dan badai. Suara Tuhan di atas air. Pujian bagi-Mu di dalam gemuruh gunung-gunung. Engkau menggoncang-kebaskan bumi seperti kain; engkau menghentakkan ombak sampai cakrawala. Pujian bagi-Mu, yang menghempaskan manusia yang congkak. Engkau membuat kami bertelut dan berseru: Aleluia!

Ikos 6

Saat guntur menggelegar mencapai meja jamuan, betapa pudarnya nyala lampu ini. Demikianlah juga Engkau, laksana petir menyambar hatiku dengan sukacita sangat besar. Setelah kilatan gemilang, itu betapa redupnya cahaya kesenangan yang lain, begitu semu dan pucat semua itu. Jiwaku melekat kepada-Mu.

Kemuliaan bagi-Mu, impian teragung dari insan semua
Kemuliaan bagi-Mu atas kehausan kami akan kemanunggalan dengan Allah
Kemuliaan bagi-Mu yang membuat kami tak terpuaskan oleh hal-hal duniawi
Kemuliaan bagi-Mu yang menyalakan cahaya kesembuhan-Mu
Kemuliaan bagi-Mu yang menaklukan kuasa gelap dan membinasakan semua yang jahat
Kemuliaan bagi-Mu atas tanda-tanda kehadiran-Mu
atas sukacita mendengarkan Suara-Mu dan hidup dalam kasih-Mu
Kemuliaan bagi-Mu sepanjang segala abad

No comments:

Post a Comment