Monday, November 28, 2016

Mengapa Wanita Kristen Ortodoks Berkerudung?

Diterjemahkan dari artikel "Women's Headcoverings" pada blog Orthodox Life 


Selama 2000 tahun di dalam Gereja Ortodoks, ada tradisi memakai kerudung bagi wanita dan gadis belia selama peribadatan, baik di dalam gereja untuk Liturgi Suci, atau di rumah saat doa-doa keluarga.

Adakah basis Alkitabiah dan Patristik akan tradisi ini dan mengapa hal ini termasuk penting?

Dalam artikel ini, kita akan menelaah akan pemakaian kerudung di dalam Perjanjian Lama, kerudung di dalam Perjanjian Baru, kerudung menurut Gereja mula-mula, kerudung di dalam ikon-ikon, dan kerudung zaman sekarang.

Kerudung di dalam Perjanjian Lama

Berabad-abad sebelum kelahiran Kristus, kerudung bagi wanita adalah praktik yang amat lumrah bagi umat Allah. Hal ini bukan semata pilihan bagi mereka yang mau untuk hidup kudus. Alih-alih, itu adalah suatu harapan kuat untuk wanita menutup kepala mereka.

Ketika Roh Kudus mengilhami Musa untuk menuliskan kelima kitab pertama, kerudung wanita sudah menjadi praktik yang lumrah. Dalam kitab Bilangan, saat upacara khusus di adakan ada permintaan untuk membuka kerudung wanita:
"Apabila imam sudah menghadapkan perempuan itu kepada TUHAN, haruslah ia menguraikan rambut[membuka kerudungnya] perempuan itu, lalu meletakkan korban peringatan..." (Bilangan 5:18)

Tentu saja permintaan semacam itu tak masuk akal kalau wajarnya mereka tidak berkerudung.

Bahkan jauh sebelum ini, di kitab Kejadian, kita membaca tentang Ribka, dalam perjalanan menemui calon suaminya, Ishak:


"Ribka juga melayangkan pandangnya dan ketika dilihatnya Ishak, turunlah ia dari untanya.
Katanya kepada hamba itu: "Siapakah laki-laki itu yang berjalan di padang ke arah kita?" Jawab hamba itu: "Dialah tuanku itu." Lalu Ribka mengambil telekung[kerudung]nya dan bertelekung[kerudung]lah ia.
(Kejadian 24:64-65) [Nampaknya terjemahan LAI tidak menyebut kerudung pada teks yang sayangnya lebih jelas jika diterjemahkan sebagai kerudung]


Perbuatan bijaknya dalam kesalehan ini dapat menjadi teladan untuk wanita masa kini. Dia tidak memamerkan kecantikannya. Alih-alih dia mengerudungi dirinya, menambah pesonanya dengan kesederhanaan penampilannya.


Kerudung wanita juga ditemukan dalam kisah Susana. Kisah ini adalah kisah yang amat mengesankan tentang seorang wanita saleh yang difitnah secara keji lantas dinyatakan tidak bersalah oleh kebijaksanaan Daniel yang muda. Susana mengenakan kerudung yang bukan hanya menutupi kepalanya namun juga wajahnya juga. Kitab Suci terkesan tidak menyetujui pembukaan kerudungnya.

Susana adalah wanita yang amat anggun, dan cantik dipandang mata. Namun lelaki hidung belang di kisah itu menginginkan kerudungnya dilepas, (sebab dia berkerudung) supaya mereka bisa terpuaskan dengan kecantikannya. Sebab itu teman-temannya dan kerabat-kerabatnya meratap. (Kisah Susana/ Daniel 13:31-33).
Pada perikop Alkitab ini, kaum saleh keberatan akan pelepasan kerudungnya, sementara orang fasik mencari-cari cara untuk menanggalkankanya.


Kerudung dalam Perjanjian Baru

Kerudung wanita adalah salah satu kesamaan yang ada antara Israel dan Gereja. Wanita saleh menutupi kepala mereka selama ribuan tahun sebelum kedatangan Kristus. Saat Gereja zaman Perjanjian Baru lahir, tradisi kudus ini dilanjutkan. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, St. Paulus mengingatkan kepada semua umat untuk mengikuti tradisi yang diterima dari rasul:

Aku harus memuji kamu, sebab dalam segala sesuatu kamu tetap mengingat akan aku dan teguh berpegang pada ajaran[dlm bahasa asli, tradisi] yang kuteruskan kepadamu. (1 Kor 11:2)

Kerudung wanita adalah salah satu tradisi suci yang Gereja terima, dan St. Paulus menjelaskannya secara lebih dalam di beberapa paragraf selanjutnya. Menurutnya, kerudung menyatakan hormat, terutama dalam ibadah:

Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya. (1 Kor 11:4)
Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya...(1 Kor 11:5)
Pesannya sangat jelas: Adalah sebuah kehormatan bagi wanita untuk memakai kerudung dalam ibadah, namun bagi pria tidaklah hormat untuk memakainya. Inilah mengapa pria menanggalkan tutup kepala mereka saat berdoa, bahkan sampai saat ini.

Sepertinya tidak puas sampai di sini saja, St. Paulus kembali lagi beberapa ayat kemudian. Wanita mesti memakai penutup kepala, dan pria tidak dianjurkan melakukannya.
Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.(1 Kor 11:7)


Sebab itu, perempuan harus memakai tanda wibawa di kepalanya [kerudung] oleh karena para malaikat.(1 Kor 11:10)
Dalam Perjanjian Lama dinyatakan bahwa tradisi ini cukup purba, namun belum jelas apa maksudnya. Sedangkan dalam Perjanjian  Baru, kita diberikan alasan mengapa harus melakukannya. Menurut 1 Korintus 11, kerudung menyatakan wibawa wanita. Kerudung juga penting "oleh karena para malaikat".

Malaikat hadir bersama kita saat kita berdoa, dan saat kita beribadah. Mungkin kita tidak sepenuhnya mengerti apa yang dimaksud penting bagi para malaikat, namun cukuplah bagi kita untuk mengerti bahwa inilah alasan yang diberikan dalam Alkitab. Jika Alkitab mengatakan bahwa kerudung wanita begitu penting bagi malaikat, maka hal ini mesti kita sikapi secara sungguh-sungguh.

Kerudung menurut Bapa Gereja Mula-mula

St. Yohanes Krisostomos (407M), dalam homilinya pada Pesta Kenaikan Tuhan Yesus, membahas tentang malaikat dan kerudung wanita:

"Para malaikat hadir di sini... Bukalah mata imanmu dan perhatikanlah. Sebab jika udara ini dipenuhi dengan para malaikat, terlebih lagi Gereja! ... Dengarkanlah Rasul Paulus yang mengajarkan hal ini, saat dia meminta para wanita menutupi kepalanya dengan kerudung karena kehadiran para malaikat."

Origen, guru yang fasih pada Gereja purba, mengatakan,
Ada para malaikat ditengah-tengah jemaat kita... kita memiliki dua bagian Gereja, manusia dan para malaikat... Dan karena para malaikat haadir... hai para wanita, saat mereka berdoa, diminta untuk menutupi kepala mereka karena para malaikat itu. Mereka menemani para orang kudus dan bersukacita di Gereja."

Tradisi Rasuliah berikut ditulis pada abad kedua, dan yang penulisnya dipercaya adalah St. Hipolitus dari Roma. Buku ini berisi pengajaran untuk katekumen, termasuk:
"Dan biarlah semua wanita menutupi kepala mereka dengan kain yang tak tembus pandang".


Juga St. Kiril dari Aleksandria, menafsirkan 1 Korintus menuliskan:

"Para malaikat sangatlah merasa berat jika perintah ini [bahwa wanita memakai kerudung] tidak dipatuhi."

Kerudung pada ikon-ikon

Ikon di dalam Gereja Ortodoks adalah panduan kepada Iman, semacam gambaran rohani dari Kekristenan. Ikon mengajarkan kepada kita tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Kristus, dan tentang kehidupan banyak umat Kristen yang hidup sebelum kita. Ikon juga mengajarkan kepada kita tentang pemakaian kerudung.


Secara umum setiap ikon dari wanita Ortodoks selalu memakai kerudung. Setahu saya (penulis-red), satu wanita pengecualian adalah St. Maria dari Mesir, dan dia adalah santa yang hidup menyendiri di padang pasir, jauh dari banyak orang.

Diantara santa yang hidup ditengah masyarakat, semuanya memakai kerudung, dan kerudung mereka dinyatakan dalam ikon.
Bahkan Maria sang Theotokos yang amat terberkati di seluruh jagad raya dinyatakan dalam ikon  memakai kerudung. Dapatkah kita menyebutkan teladan yang lebih baik bagi kaum wanita?

Kerudung Masakini

Di gereja penulis, semua wanita dan anak-anak gadis belia diminta untuk mengenakan kerudung, seturut dengan perintah dalam Alkitab, dan demi rasa hormat terhadap tradisi suci Gereja Ortodoks. Di pintu depan gereja, kami menaruh keranjang berisi kerudung, kalau-kalau ada yang lupa membawa dari rumah dan ingin meminjam. Kerudung juga dipakai di rumah saat doa keluarga.

Memang menghormati perintah Allah adalah kesukaan pada dirinya sendiri, namun ada manfaat-manfaat lain. Misalnya:

Kerudung menyatakan wibawa wanita. Sebagaimana ditunjukan oleh St. Paulus di dalam kitab suci, wanita membawa hormat kepada dirinya jika menutupi kepalanya selama berdoa.

Kerudung mengundang kerendahan hati. Wanita yang saleh datang ke gereja untuk fokus menyembah, bukan untuk menjadi pusat perhatian. Anak gadis mungkin tergoda untuk menampilkan gaya rambut trendi. Saat seorang wanita memakai kerudung, cobaan ini dilepaskan. Dia bisa fokus untuk berdoa, dan bukan masalah rambut.

Kerudung praktis menghemat waktu. Dalam budaya modern, ada cobaan untuk menghabiskan waktu dan tenaga menata rambut. Namun kerudung membuatnya  cepat dan mudah. Memakai kerudung bisa cepat daripada menata rambut untuk ditampilkan.

Kerudung menolong wanita untuk menunjukkan hormat dan kasih kepada umat pria. Pria saleh datang ke gereja untuk fokus beribadah. Namun rambut berkepang-kepang dan tergerai dari wanita yang cantik bisa saja mengganggu fokus. Dengan mengerudungi rambutnya, wanita menunjukkan kesahajaannya, dan menyingkirkan gangguan fokus yang tak perlu.

Jurnal kekristenan besar di Amerika baru-baru ini menerbitkan artikel tentang kerudung bagi wanita. Setelahnya, sang pengarang menjadi umat Ortodoks. Dalam artikelnya, sang penulis mengilustrasikan dengan jelitanya tujuan ikonik dari pemakaian kerudung:

"Dengan memakai kerudung, itu bukan sekedar simbol atau tanda bahwa saya setuju dengan perintah-Nya, namun saya secara nyata kasat mata mematuhi-Nya. Dengan sikap patuh itu terpancarlah berkat."
~ Christa Conrad

Dalam satu edisi The Handmaiden [Hamba wanita Allah], seorang wanita bernama Elizabet memberikan kesaksiannya dalam memakai kerudung.

"Selama dua belas tahun ini saya memakai kerudung sepanjang waktu. Kini saya memahami bahwa hal ini telah senantiasa menjadi bagian penting dalam peziarahan iman dan perjalanan keselamatan jiwa kita. Intinya bagi saya- dan saudari-saudari seimanku- adalah perkara ketaatan. Dengan ketaatan itu ada rasa berada di jenjang yang tepat sesuai dengan yang Allah berikan dalam dunia ciptaan, bergembira dengan para malaikat. Sekarang saya dengan gembira berkata, "Inilah hamba di hadirat Sang AKU ADALAH AKU saat berdoa di rumah dan di gereja, dikelilingi oleh bala tentara malaikat yang menyembah Tuhan dan Raja kita. Kepada Allah, Bapa, Putra dan Roh Kudus, kirannya kemuliaan sekarang, selalu dan sepanjang segala abad. Amin!

No comments:

Post a Comment