Diterjemahkan dari kata-kata Bapa Porphyrius. Sumber naskah bahasa Inggris dapat dilihat di sini.
St. Porphyrios. Sumber.
“Sikap berserah penuh kepada Tuhan – itulah kerendahan hati yang kudus dan sejati. Ketaatan penuh kepada Allah, tanpa protes, tanpa perbantahan, di saat yang sulit dan tidak masuk akal sekalipun. Menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Kata-kata ini terus menerus kita daraskan di dalam Liturgi Suci, “Marilah kita menyerahkan diri kita satu sama lain dan kepada Kristus Allah kita.” Doa yang secara rahasia didaraskan oleh imam juga menyatakan hal yang sama: “Kami menyerahkan segenap hidup kami dan seluruh harapan kami kepada-Mu, Ya Tuan yang maha kasih, dan kami memohon kepada-Mu Baginda dan berseru serta mengharapkan pertolongan-Mu...” Kepada-Mu kami menyerahkan segala sesuatu... Inilah artinya mempercayakan segala sesuatu kepada Allah. Inilah kerendahan hati yang kudus. Inilah yang mempermuliakan bangsa manusia dan menjadikannya “Allah-manusia” [melalui anugerah].
Orang yang rendah hati sadar akan keadaan dirinya sendiri dan walau dia lihat dirinya bagaimanapun rapuhnya, dia tidak kehilangan jati diri. Dia mengetahui betapa berdosa dirinya dan amat berduka akan hal itu, namun dia tidak mau berputus asa dan tidak memusnahkan dirinya. Orang yang memiliki kerendahan hati yang kudus, tidak membela diri dengan kata-kata apapun, maksudnya, dia tidak membantah. Dia menerima dikritik model apapun dan ditegur oleh orang lain, tanpa menjadi marah dan membela diri. Dia tidak kehilangan keseimbangan diri. Hal sebaliknya ada pada orang yang egois, orang yang merasa rendah diri. Mungkin dari luar terlihat rendah hati, namun ketika dia diusik sedikit saja, maka dia berubah jadi mencak-mencak dan marah.
Orang yang rendah hati percaya bahwa segala sesuatu bergantung pada Kristus dan bahwa Kristus senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan melaluinya dia bertumbuh dalam iman. Orang yang memiliki kerendahan hati yang suci sudah tinggal pada Gereja sorgawi yang tanpa permulaan di dunia ini, bahkan dalam keadaan yang paling sulit sekalipun.
-St. Porphyrios dari Kavsokalyvia
No comments:
Post a Comment