Thursday, May 4, 2017

Bab Delapan: Berjaga-jaga agar si jahat yang diusir tidak Kembali Lagi

Pertama kali Anda menang menyangkal diri, mungkin itu sebuah pertanda: Sekarang saya di jalan yang benar! Namun janganlah menganggap dirimu saleh, namun bersyukurlah kepada Allah, sebab Dialah yang memberimu kekuatan; janganlah terlalu bergembira, namun teruskanlah perjuangan dengan perlahan.

Kalau tidak, iblis yang kita usir dapat kembali dan menyerang kita dari belakang. Ingatlah: Bangsa Israel menerima perintah dari Allah untuk menghabisi semua penduduk negeri yang akan mereka kuasai (Bilangan 33:52f), agar kita juga dapat belajar dari mereka. Derajat kemenangan atas diri sendiri bukanlah hal yang penting. Mungkin itu terdiri dari melewatkan rokok di pagi hari atau bahkan saat menolehkan kepala agar tidak melihat ke pencobaan.

Kejadian yang nampak secara langsung bukanlah hal yang menentukan. Hal kecil bisa menjadi besar, tapi hal yang besar bisa menjadi kecil. Namun fase pertempuran selanjutnya selalu menanti. Kita harus selalu berjaga-jaga. Tidak ada waktu untuk berleha-leha.

Justru sekali lagi, ingatlah: untuk tetap hening! Jangan biarkan siapapun tahu akan kemenangan kita. Kita mengabdi kepada Dia Yang Tak Nampak Mata; jadi biarlah perjuangan kita juga tersembunyi. Jika engkau meninggalkan remah-remah di sekitarmu, tak perlu menunggu maka burung-burung akan memugutinya, sebagaimana dikirimkan oleh iblis, demikian kata para kudus.

Hati-hatilah terhadap rasa puas diri: sepatah kata saja dapat menggugurkan banyak buah jerih lelah. Karena itu para bapa suci mengingatkan: bertindaklah dengan pengertian. Dari dua pilihan, pilihlah yang lebih kecil. Jika anda sendirian, ambillah bagian yang terkecil. Jika anda dilihat banyak orang, ambillah bagian yang sedang, suapaya tidak menarik perhatian.

Jadilah tersembunyi dan sewajar mungkin; biarlah ini menjadi pedomanmu dalam segala keadaan. Jangan membicarakan dirimu sendiri, tentang bagaimana anda tidur, apa yang anda mimpikan, apa yang sudah terjadi pada anda, janganlah terusan berceloteh tentang pandangan anda tanpa ditanya, janganlah menyinggung tentang harapan dan keinginanmu. Semua pembicaraan itu hanya akan memupuk rasa cinta diri.
Janganlah suka gonta-ganti pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya. Igatlah bahwa tidak ada tempat, perkumpulan ataupun keadaan luar yang tidak pas untuk perjuangan yang anda telah pilih. Pengecualiannya adalah jika itu berkaitan langsung dengan nafsumu.

Janganlah beambisi untuk mencapai posisi yang tinggi dan titel yang lebih tinggi: semakin rendah jabatanmu, semakin bebaslah sejatinya anda. Berpuaslah dengan keadaanmu sekarang ini. Janganlah juga tergoda untuk pamer keahlian atau kepintaran. Tahanlah komentar kita. Misalnya, 'Oh bukan begitu harusnya, tapi seperti ini'. Jangan membantah siapapun dan jangan debat kusir; biarkanlah orang lain menjadi selalu benar. Jangan suka bersengketa dengan saudaramu. Inilah yang akan mengajari kita kerendahan hati. Kerendahan hati adalah kebajikan yang tidak bisa tergantikan.

Terimalah komentar apapun terhadapmu tanpa membatin apapun: bersyukurlah saat kamu dicemooh, disepelekan dan tidak digubris. Namun jangan secara sengaja mencari masalah; momen itu akan disediakan dan diberikan oleh Allah secukupnya. Kita mungkin dengan mudahnya keliru menilai jika orang itu, selalu menunduk-nunduk dan kelemak-kelemek dan berkomentar "alangkah rendah hatinya! Namun justru orang yang rendah hati tidak menyita perhatian, dunia tidak mengenalnya (1 Yoh. 3:1); bagi dunia dia itu hampir 'nol'. "Seketika itu juga Petrus dan Andreas, Yohanes dan Yakobus meninggalkan jala mereka dan mengikut dia (Matius 4:20) apa kira-kira yang di katakan oleh rekannya saat mereka meinggalkan pantai itu? Bagi mereka ini, murid-murid ini telah sirna, pergi. Jangan ragu-ragu; janganlah takut jadi tidak 'muncul' dan mentereng sebagaimana mereka, dari angkatan yang cemar dan berdosa ini, manakah yang ingin kita pilih: jiwa kita atau dunia ini(bdk Markus 8:34-38)? Celakalah kamu jika semua orang mengatakan apa yang baik tentang kamu(Luke 6:26).

No comments:

Post a Comment